MAKALAH
HABLUM MINALLAH
Disusun
Oleh :
NAMA : MUHAMMAD ROZIKIN
NIM : 2115R1075
JURUSAN : TEKNIK INFORMATIKA
STMIK HIMSYA SEMARANG
TAHUN AJARAN 2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Segala puji hanya
milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya ,
saya mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Agama Islam.
Dalam penyusunan tugas atau materi
ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan
bimbingan dari orang-orang di sekitar kami, khususnya dari bapak Septia Lutfi.
M.Kom sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi.
Makalah yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pembimbing kami mengharapkan kritik dan sarannya demi
perbaikan pembuatan makalah di masa yang akan datang.
Wassalamualaikum wr.wb
Semarang, 18 Oktober 2015
Penulis
Muhammad Rozikin
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL .............................................................................................. i
KATA
PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR
ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
................................................................................ 1
1.1 Latar
Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah .............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN MASALAH ............................................................. 2
2.1. Pengertian
Hablum Minallah .......................................................... 2
2.2. Firman
Allah SWT .......................................................................... 3
2.3. Penerapan
Hablum Minallah .......................................................... 3
2.4. Jalan
Memperkuat Hubungan Dengan Allah SWT ......................... 8
BAB III KESIMPULAN
.................................................................................. 12
BAB V PENUTUP
............................................................................................ 13
DAFTAR
PUSTAKA ......................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Harta dan Tahta hanyalah titipan dari Allah SWT. Banyak
manusia setelah mereka kaya atau mempunyai jabatan yang tinggi dia lupa kepada
sang penciptanya, Allah SWT. Padahal semua itu hanyalah titipan yang diberikan
Allah SWT. Kita harus banyak – banyak bersyukur atas pemberian Allah swt,
dengan cara meningkatkan ibadah kita seperti sholat, puasa, zakat, haji, dan
lain – lain.
1.2 Rumusan
Masalah
Dari latar belakang yang telah dijelaskan, penulis
dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apa pengertian Hablum Minallah ?
2.
Apa Firman Allah yang menerangkan tentang Hablum
Minallah?
3.
Bagaimana Penerapan Hablum minallah ?
4.
Bagaimana jalan memperkuat hubungan dengan Allah
SWT ?
1.3 Tujuan
Masalah
1.
Mengetahui pengertian hablum Minallah.
2.
Bisa mengetahui Firman Allah SWT tentang Hablum
Minallah.
3.
Mengetahui Penerapan Hablum Minallah.
4.
Mengetahui Jalan Memperkuat Hubungan dengan
Allah SWT.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian hablum minallah
Hablum minallah menurut bahasa berarti hubungan dengan Allah.
Namun dalam pengertian syariah makna hablum minallah sebagaimana yang
dijelaskan di dalam tafsir At-Thabari, Al-Baghawi, dan tafsir Ibnu Katsir
adalah "Perjanjian dari Allah,
maksudnya adalah masuk Islam atau beriman dengan Islam sebagai jaminan keselamatan
bagi mereka di dunia dan di akhirat" Sehingga dapat kita pahami bahwa
untuk membangun hubungan kita kepada Allah, kita mempunyai kewajiban untuk
menunaikan hak-hak Allah, dan apakah hak-hak Allah itu? Hak-hak Allah ialah
mentauhidkan dan tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain serta menjalankan
syariat Allah. Misalnya: sholat, puasa dan sebagainya
Secara harfiah, kata ibadah dapat berarti menyembah atau
beramal baik. Secara istilah, ibadah dapat diartikan sebagai beramal baik
kepada Allah SWT dan kepada seluruh makhluk-Nya agar memperoleh ridho dari
Allah SWT. Allah SWT berfirman : “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia,
kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku.” Firman Allah tersebut menyatakan
bahwa seluruh umat manusia wajib beribadah kepada-Nya. Allah SWT telah
menetapkan bentuk-bentuk ibadah yang bermacam-macam kepada manusia. Hal ini
dimaksudkan agar manusia tidak merasa jemu dalam menunaikan ibadah dan dalam
pembagiannya terdapat penyucian bagi sisi-sisi yang beraneka macam dan
sudut-sudut yang berbeda dari tabiat kemanusiaan dan sesuai dengan segala
perangai dan tingkatan yang ada di dalamnya. Ibadah merupakan manifestasi atau
perwujudan langsung dari pengamalan aqidah, syariat, dan akhlak.
2.
Firman Allah SWT
Dalam
Al-Qur'an surat Ali Imron: 112 Allah swt berfirman
ضُرِبَتْ
عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُواْ إِلاَّ بِحَبْلٍ مِّنْ اللَّهِ وَحَبْلٍ
مِّنَ النَّاسِ وَبَآؤُوا بِغَضَبٍ مِّنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ
ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُواْ يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الأَنبِيَاء
بِغَيْرِ حَقٍّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوا وَّكَانُواْ يَعْتَدُونَ
"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada,
kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian)
dengan manusia dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka
diliputi kerendahan. yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat
Allah dan membunuh Para Nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu
disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas."
Ayat ini memberikan kepada kita tentang malapetaka yang telah
menimpa Bani Israil sebagai akibat kedurhakaan mereka kepada Allah dan kepada
para nabi. Sehingga mereka harus
mengalami malapetaka, kehinaan, kemiskinan, dan kemurkaan dari Allah. Dan dalam
ayat tersebut diberitakan pula bahwa jalan keluar dari segala malapetaka
tersebut adalah membangun kembali hablum minallah dan hablum minannas.
3.
Penerapan Hablum Minallah
Mendengar kata ibadah,pikiran kita tentu langsung tertuju
pada hal-hal seperti shalat, zakat, puasa, dan haji. Ibadah seperti ini
merupakan manifestasi dari keyakinan (aqidah) kita kepada kekuasaan Allah SWT,
sehingga ibadah ini dapat juga dikatakan sebagai suatu hubungan vertikal antara
manusia dengan Allah SWT atau hablum minallah.
3.1
Syahadat, Sebagai
seorang muslim dan muslimah, kita wajib mengucapkan syahadat. Syahaddat artinya
kesaksian, menyakini bahwa tiadak ada tuhan kecuali Allah SWT dan nabi Muhammad
utusan Allah Swt.
3.2
Sholat, Sebagai
hamba Allah kita wajib mengerjakan sholat 5 waktu dengan tepat. Syukur - syukur
kita mau menambahi sholat kita dengan sholat sunnah.
3.3
Puasa, Sebagai
seorang muslim kita juga wajib puasa dibulan ramadhan, kalau kita mampu kita
bisa menambahinya dengan puasa sunnah yang lainnya, seperti puasa sunnah senin
dan kamis
3.4
Zakat, Zakat
hukumnya wajib bagi seorang muslim yang mampu ketika bulan syawal, tidak hanya
bulan syawal saja, zakat juga bisa dilakukan ketika kita sedang banyak rezeki.
3.5
Haji, Siapa
sih yang tidak ingin berangkat haji? Sebagai seorang muslim dan muslimah tentu
ingin sekali berangkat haji dan berziarah dimakamnya Rasulullah SAW. Naik haji
hukumnya wajib bagi yang mampu.
3.6
Beriman dengan Allah SWT dan
menyembah-Nya dengan melaksanakan sholat fardhu lima waktu dan beramal sholih
sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya Muhammad SAW. Tidak akan terjalin
hubungan yang baik dengan Allah SWT, apabila kita tidak mau beriman dengan
Allah SWT, tidak mau beramal sholih sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya,
dan juga tidak mau melaksanakan sholat fardhu lima waktu.
3.7
Tidak menyekutukan Allah dengan
sesuatu apapun juga syirik.
Menyekutukan Allah (syirik) adalah perbuatan dosa yang amat besar dan sangat dimurkai Allah. Menyembah selain Allah, mengakui adanya tuhan yang lain selain Allah, maka itu adalah syirik, sedangkan orang yang melakukan perbuatan syirik disebut musyrik.
Menyekutukan Allah (syirik) adalah perbuatan dosa yang amat besar dan sangat dimurkai Allah. Menyembah selain Allah, mengakui adanya tuhan yang lain selain Allah, maka itu adalah syirik, sedangkan orang yang melakukan perbuatan syirik disebut musyrik.
3.8
Tidak mengatakan hal yang
bathil (salah) tentang Allah.
Mengatakan hal yang bathil tentang Allah contohnya ialah perkataan orang-orang nasrani (kristen) bahwa Allah mempunyai anak, orang Yahudi mengatakan bahwa Allah faqir (Sangat miskin), sub-haanallaah, bahkan sebenarnya kepunyaan Allah SWT yaitu seluruh langit dan bumi beserta seluruh isinya, bahkan nyawa dan kehidupan manusia ini pun adalah milik Allah SWT.
Mengatakan hal yang bathil tentang Allah contohnya ialah perkataan orang-orang nasrani (kristen) bahwa Allah mempunyai anak, orang Yahudi mengatakan bahwa Allah faqir (Sangat miskin), sub-haanallaah, bahkan sebenarnya kepunyaan Allah SWT yaitu seluruh langit dan bumi beserta seluruh isinya, bahkan nyawa dan kehidupan manusia ini pun adalah milik Allah SWT.
3.9
Tidak berprasangka buruk kepada
Allah. Yakinilah olehmu bahwa Allah Maha Baik, Allah Maha Adil, Allah Maha
Pengasih, Allah Maha Penyayang, Allah Maha Bijaksana, Allah Maha Dekat, Maha
Mengabulkan Doa, Maha Memberi Rezeki. Sub-haanallaah, Allah tidak akan pernah
menzolimi (menganiaya) makhluknya.
3.10
Mengenali Allah dengan pengenalan yang benar. Ma'rifatullaah
agar tumbuh rasa cinta kepada Allah ialah Mahabbatullaah.Untuk mengenal Allah
dengan benar jalannya adalah dengan rajin membaca, mempelajari dan memahami
Al-Qur’an kitab allah, dan jangan sekali-kali mengenali Allah dengan cara
membabi-buta mengikuti faham orang-orang yang sesat dan mengatakan hal-hal yang
tidak benar tentang Allah, serta bertentangan dengan Al-Qur’an kitab allah.
Anjuran : hafalkan olehmu asmaa-ul husnaa dan fahami maknanya, setelah itu berdzikirlah
dengan as maa-ul husna itu dengan penuh penghayatan dan rasa cinta serta rindu
kepada allah, insya Allah, akan bermanfaat bagimu di dunia dan akhirat.
3.11
Meyakini dan merasakan bahwa
Allah sangatlah dekat dengan kita dan sangat menyayangi kita.
3.12
Bersyukur atas seluruh nikmat Allah SWT dan
bersabar atas cobaan Allah SWT atas diri
kita. Bukti bahwa kita bersyukur dan bersabar atas ketentuan Allah SWT atas
diri kita ialah kesungguhan dan kecintaan kita untuk selalu dapat melaksanakan
sholat fardhu lima waktu hingga akhir hayat kita, baik dalam keaadaan susah
maupun senang, baik dalam keadaan lapang maupun sempit, baik dalam keadaan
sehat maupun sakit.
3.13
Yakin dan Tawakkal kepada Allah
yang maha baik, serta bergantung dan berharap sepenuhnya hanya kepada Allah.
Hasbunallaah wani'mal wakiil, ni'mal maulaa wani'man nashiir (Cukuplah Allah
bagi kami, Allah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong).
3.14
Berakhlak mulia. Tidak akan
terjalin hubungan yang baik dengan Allah dan sesama manusia bila kita berakhlak
buruk.
3.15
Meninggalkan semua perbuatan
dosa dan maksiat, dan juga meninggalkan hal-hal yang dapat menjauhkan kita dari
keridhoan Allah dan melalaikan kita dari dzikrullaah (mengingat dan menyebut
Allah dalam rangka taat kepada Allah).
3.16
Hilangkan sifat sombong, tomak
(rakus).Hasad (iri hati) dan sifat-sifat tercela lainnya. Iblis dilaknat oleh
Allah karena sombong, Nabi Adam dikeluarkan dari syurga karena rakus, Qobil
membunuh saudaranya Habil karena iri hati (hasad). Sifat-sifat yang buruk akan
menghantarkan kita kepada perbuatan-perbuatan dosa yang dimurkai oleh Allah
SWT.
3.17
Selalu bertobat dan memohon
ampunan Allah SWT (istighfar).
Orang yang berdosa bertobat agar dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT, menerima amal ibadahnya dan meridhoinya.
Orang yang berdosa bertobat agar dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT, menerima amal ibadahnya dan meridhoinya.
3.18
Mendawamkan wudhu dan
membiasakan diri kita untuk selalu dalam keadaan suci dari hadas kecil dan
besar. "Sungguh allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan
diri".
3.19
Memperbanyak dzikrullah, bahkan
selaludzikrullah dalam setiap keadaan, baik dalam keadaaan duduk, berdiri
maupun berbaring.
3.20
Selalu bermunajat, berdo'a, dan
memohon pertolongan kepada Allah dalam setiap urusan kita.
3.21
Bersungguh-sungguh dalam
melaksanakan ibadah yang wajib dan bersungguh-sungguh pula di dalam
melaksanakan ibadah yang sunnah untuktaqorrub ilallaah (Mendekatkan diri pada
ALLAH).
3.22
Setelah menjaga sholat fardhu
lima waktu, jagalah pula sholat-sholat sunnah, seperti sholat tahajjud, witir,
duha, tasbih,hajat dan lain-lain.
3.23
Mengikuti dan mencintai
rosuulullah muhammad saw sebagai bukti kecintaan kita kepada allah, dengan cara
melaksanakan sunnah-sunnah Rosulullah SAW dalam kehidupan kita sehari-hari.
Semakin banyak Sunnah Rosulullah SAW yang kita laksanakan maka semakin baik
pula keimanan dan kecintaan kita kepada Allah SWT
3.24
Selalu berniat ikhlas karena
Allah dalam setiap amal ibadah kita.
3.25
Mengakui kelemahan, kebodohan
dan kekurangan diri kita di dalam melaksanakan semua perintah Allah dan
menjauhi semua larangan Allah.
3.26
Merasa takut dan malu kepada
allah yang maha baik.
3.27
Berdo'alah kepada Allah. Semoga
Allah melimpahkan semua kebaikannya kepada kita,di mana dengan kebaikan-Nya itu
kita dibimbing untuk melakukan hal-hal yang terbaik dan diridhoi oleh Allah
SWT. Hanya kepada Allah kita menyembah dan menghambakan diri, hanya kepada Allah
kita memohon pertolongan.
4.
Jalan memperkuatkan hubungan
dengan Allah
Tidak terdapat jalan lain untuk menimbulkan hubungan
dengan Allah SWT melainkan satu sahaja. Seseorang insan hendaklah beriman
dengan Allah SWT yang Esa sebagai Rab dan Ilah bagi dirinya dan untuk sekelian
makhluk di langit dan di bumi serta mengimani sifat-sifat Uluhiyyah-Nya. Tuntutan dan kelayakannya tidak boleh diberi kepada selain daripada Allah.
Hendaklah saudara membersihkan hati daripada segala kekaratan syirik. Apabila
manusia dapat menyempurnakan semuanya ini mengikut cara yang dituntut, akan
terikatlah jalinan hubungan antaranya dengan Allah SWT. Adapun untuk mempererat
dan menyuburkan hubungan ini tertakluk kepada dua jalan, yaitu:
jalan kefahaman dan berfikir dan jalan bekerja.
jalan kefahaman dan berfikir dan jalan bekerja.
Kaidah menyuburkan hubungan dengan Allah SWT melalui jalan kefahaman dan tadabbur ialah dengan
cara manusia mempelajari Al-Quran dan Hadith Nabi Muhammad SAW yang sahih dan
sedaya upaya mengamatinya berulang-ulang kali dan seterusnya coba memahaminya
agar benar-benar faham. Langkah seterusnya ialah dengan mencoba sedaya upaya
untuk mengamalkannya di dalam kehidupan. Apakah sudah terjalin hubungan
diantara manusia dengan Allah SWT dalam kenyataan hidup sehingga setelah
manusia ketahui sudut-sudut ini, manusia akan coba membentangkan dan
membandingkan dengan hal keadaan manusia. Maka bertambah eratlah hubungan
manusia dengan Allah SWT. Maka untuk itu hendaklah manusia memperhatikan
segenap sudut. Sekadar mana dapat diperkuatkan perasaan ini di dalam diri
manusia maka sekadar itulah hubungan manusia dengan Allah SWT.
Dalam konteks pertalian dengan Allah SWT, manusia adalah
hamba Allah SWT. manusia dijadikan sebagai khalifah-Nya di bumi. Kemudian,
daripada Allah SWT dipindahkan nikmat-nikmat dan pemberian-Nya yang tidak
terkira kepada manusia. Bertolak daripada sini, setelah manusia beriman maka
Allah SWT telah membeli jiwa dan harta manusia dengan surga. Lalu daripada
semua itu, manusia bertanggungjawab dihadapan-Nya. Allah SWT tidak menghisab
amal-amal itu daripada segi zahir pekerjaan saudara sahaja, tetapi juga dicatat
bersama-sama dengan perbuatan zahir itu gerak-geri, diam, niat, dan kehendak
manusia. Inilah antara banyak contoh-contoh pertalian yang telah sedia ada di
antara manusia dengan Allah SWT.
Berdasarkan kepada kefahaman ini, menjiwainya dan
melaksanakan tuntutannya akan menentukan derajat hubungan dantaqarrub saudara
dengan-Nya. Sejauhmana manusia melalaikan-Nya dan tidak memikirkan untuk
menunaikan tuntutan-tuntutannya maka sekadar itulah manusia telah menjauhi
Allah dan merenggangi hubungan denganNya. Semakin kuat saudara berjaga-jaga,
berusaha untuk memelihara dan mengambil berat terhadap urusanNya, maka semakin
teguh dan mendalamlah hubungan saudara dengan Allah SWT. Namun, jalan berfikir
ini tidak akan mendatangkan buahnya bahkan tidak mungkin kekal dalam jangka
masa yang panjang sekiranya manusia tidak sandarkan kepada jalan amal yaitu
ketaatan yang ikhlas terhadap hukum Ilahi serta membelanjakan jiwa dan harta
kepada sebarang jalan yang boleh membawa mardhatillah.
Makna ketaatan kepada hukum Ilahi ialah melakukan segala
apa yang diperintahkan oleh Allah SWT, dengan penuh kerelaan jiwa di waktu
senang dan susah, sunyi dan terang tanpa menghiraukan keuntungan dunia, malah
hanya menghitung keridhoan Allah SWT semata-mata. Ketaatan kepada hukum-hukum
Ilahi juga bererti meninggalkan sesuatu yang dibenci oleh Allah SWT di waktu
sunyi dan terang dengan penuh rasa kebencian terhadap larangan itu. Jangan
manusia jadikan desakan duniawi sebagai motif untuk meninggalkan larangan Allah
SWT. Manusia tinggalkan setiap larangan itu adalah semata-mata karena Allah
SWT. Inilah jalan yang mempertingkatkan derajat ketaqwaan manusia kepada Allah.
Dalam hal yang akan meningkatkan saudara ke derajat
ihsan selepas darjat taqwa ialah dengan cara manusia berusaha mempertingkatkan
setiap amal-amal keutamaan (fadhilat-fadhilat) yang dicintai oleh Allah SWT dan
Rasul-Nya. Menjauhi perkara yang tercela lagi dibenci oleh Allah SWT dan
Rasul-Nya. Janganlah manusia memandang ringan dan remeh di dalam hal
membelanjakan apa yang dimiliki oleh manusia seperti jiwa, harta, masa, usaha,
kekuatan fikiran, dan kekuatan hati. Di samping itu, senantiasalah di dalam
keadaan beringat, penuh keinsafan supaya tidak tumbuh di dalam hati saudara rasa sombong serta ujub
dengan amal dan pengorbanan yang telah saudara lakukan sehingga melupai diri
sendiri lalu terlintas di dalam hati perasaan seolah-olah manusia telah
berbakti dan berbudi kepada orang. Sebaliknya mestilah manusia rasai bahwa manusia
terlalu sedikit dan terlalu kurang di dalam melaksanakan semua yang diwajibkan
Allah SWT.
BAB III
KESIMPULAN
Harta dan Tahta hanyalah titipan dari Allah SWT. Banyak manusia setelah
mereka kaya atau mempunyai jabatan yang tinggi dia lupa kepada sang
penciptanya, Allah SWT. Padahal semua itu hanyalah titipan yang diberikan Allah
SWT. Kita harus banyak – banyak bersyukur atas pemberian Allah swt, dengan cara
meningkatkan ibadah kita seperti sholat, puasa, zakat, haji, dan lain – lain.
BAB
PENUTUP
Alhamdulillah, akhirnya penulisan makalah ” HABLUM MINALLAH “ ini sudah selesai. Saya mengucapkan terimakasih
kepada pihak – pihak yang telah membantu khususnya
bapak Septia Lutfi, M.Kom. Kami juga meminta maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan laporan.
Kritik, saran dan masukan sangat diharapkan untuk ke depan supaya lebih baik. Demikian makalah ini saya buat, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan
terimakasih.
Wassalamualaikum
wr.wb
DAFTAR PUSTAKA
http://ziyad-id.blogspot.co.id/2013/10/hablum-minallah-wa-hablum-minannas.html