Minggu, 18 Oktober 2015

Makalah tentang Hablum Minallah

MAKALAH
HABLUM MINALLAH



Disusun Oleh :

NAMA       : MUHAMMAD ROZIKIN
NIM           : 2115R1075
JURUSAN : TEKNIK INFORMATIKA



STMIK HIMSYA SEMARANG
TAHUN AJARAN 2015
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya , saya mampu  menyelesaikan tugas  makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari orang-orang di sekitar kami, khususnya dari bapak Septia Lutfi. M.Kom sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi.
Makalah yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,  kepada  dosen  pembimbing  kami mengharapkan kritik dan sarannya  demi  perbaikan  pembuatan makalah di masa yang akan datang.

Wassalamualaikum wr.wb


Semarang, 18 Oktober 2015
Penulis
Muhammad Rozikin



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR  .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI  ........................................................................................................ iii
BAB I      PENDAHULUAN  ................................................................................ 1
1.1     Latar Belakang..........................................................................        1
1.2     Rumusan Masalah  .......................................................................... 1
1.3     Tujuan Masalah  .............................................................................. 1
BAB II    PEMBAHASAN MASALAH  ............................................................. 2
2.1.   Pengertian Hablum Minallah  .......................................................... 2
2.2.   Firman Allah SWT .......................................................................... 3
2.3.   Penerapan Hablum Minallah  .......................................................... 3
2.4.   Jalan Memperkuat Hubungan Dengan Allah SWT ......................... 8
BAB III   KESIMPULAN  .................................................................................. 12
BAB  V PENUTUP ............................................................................................ 13           
DAFTAR PUSTAKA  ......................................................................................... 14



BAB I
PENDAHULUAN


1.1     Latar Belakang
Harta dan Tahta hanyalah titipan dari Allah SWT. Banyak manusia setelah mereka kaya atau mempunyai jabatan yang tinggi dia lupa kepada sang penciptanya, Allah SWT. Padahal semua itu hanyalah titipan yang diberikan Allah SWT. Kita harus banyak – banyak bersyukur atas pemberian Allah swt, dengan cara meningkatkan ibadah kita seperti sholat, puasa, zakat, haji, dan lain – lain.


1.2     Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dijelaskan, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1.         Apa pengertian Hablum Minallah ?
2.         Apa Firman Allah yang menerangkan tentang Hablum Minallah?
3.         Bagaimana Penerapan Hablum minallah ?
4.         Bagaimana jalan memperkuat hubungan dengan Allah SWT ?

1.3     Tujuan Masalah
1.      Mengetahui pengertian hablum Minallah.
2.      Bisa mengetahui Firman Allah SWT tentang Hablum Minallah.
3.      Mengetahui Penerapan Hablum Minallah.
4.      Mengetahui Jalan Memperkuat Hubungan dengan Allah SWT.

BAB II
PEMBAHASAN


1.         Pengertian hablum minallah
Hablum minallah menurut bahasa berarti hubungan dengan Allah. Namun dalam pengertian syariah makna hablum minallah sebagaimana yang dijelaskan di dalam tafsir At-Thabari, Al-Baghawi, dan tafsir Ibnu Katsir adalah "Perjanjian dari Allah, maksudnya adalah masuk Islam atau beriman dengan Islam sebagai jaminan keselamatan bagi mereka di dunia dan di akhirat" Sehingga dapat kita pahami bahwa untuk membangun hubungan kita kepada Allah, kita mempunyai kewajiban untuk menunaikan hak-hak Allah, dan apakah hak-hak Allah itu? Hak-hak Allah ialah mentauhidkan dan tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain serta menjalankan syariat Allah. Misalnya: sholat, puasa dan sebagainya
Secara harfiah, kata ibadah dapat berarti menyembah atau beramal baik. Secara istilah, ibadah dapat diartikan sebagai beramal baik kepada Allah SWT dan kepada seluruh makhluk-Nya agar memperoleh ridho dari Allah SWT. Allah SWT berfirman : “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku.” Firman Allah tersebut menyatakan bahwa seluruh umat manusia wajib beribadah kepada-Nya. Allah SWT telah menetapkan bentuk-bentuk ibadah yang bermacam-macam kepada manusia. Hal ini dimaksudkan agar manusia tidak merasa jemu dalam menunaikan ibadah dan dalam pembagiannya terdapat penyucian bagi sisi-sisi yang beraneka macam dan sudut-sudut yang berbeda dari tabiat kemanusiaan dan sesuai dengan segala perangai dan tingkatan yang ada di dalamnya. Ibadah merupakan manifestasi atau perwujudan langsung dari pengamalan aqidah, syariat, dan akhlak.

2.         Firman Allah SWT
Dalam Al-Qur'an surat Ali Imron: 112 Allah swt berfirman
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُواْ إِلاَّ بِحَبْلٍ مِّنْ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَآؤُوا بِغَضَبٍ مِّنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُواْ يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الأَنبِيَاء بِغَيْرِ حَقٍّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوا وَّكَانُواْ يَعْتَدُونَ
"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas."
Ayat ini memberikan kepada kita tentang malapetaka yang telah menimpa Bani Israil sebagai akibat kedurhakaan mereka kepada Allah dan kepada para nabi.  Sehingga mereka harus mengalami malapetaka, kehinaan, kemiskinan, dan kemurkaan dari Allah. Dan dalam ayat tersebut diberitakan pula bahwa jalan keluar dari segala malapetaka tersebut adalah membangun kembali hablum minallah dan hablum minannas.

3.         Penerapan Hablum Minallah
Mendengar kata ibadah,pikiran kita tentu langsung tertuju pada hal-hal seperti shalat, zakat, puasa, dan haji. Ibadah seperti ini merupakan manifestasi dari keyakinan (aqidah) kita kepada kekuasaan Allah SWT, sehingga ibadah ini dapat juga dikatakan sebagai suatu hubungan vertikal antara manusia dengan Allah SWT atau hablum minallah.

3.1         Syahadat, Sebagai seorang muslim dan muslimah, kita wajib mengucapkan syahadat. Syahaddat artinya kesaksian, menyakini bahwa tiadak ada tuhan kecuali Allah SWT dan nabi Muhammad utusan Allah Swt.

3.2         Sholat, Sebagai hamba Allah kita wajib mengerjakan sholat 5 waktu dengan tepat. Syukur - syukur kita mau menambahi sholat kita dengan sholat sunnah.

3.3         Puasa, Sebagai seorang muslim kita juga wajib puasa dibulan ramadhan, kalau kita mampu kita bisa menambahinya dengan puasa sunnah yang lainnya, seperti puasa sunnah senin dan kamis

3.4         Zakat, Zakat hukumnya wajib bagi seorang muslim yang mampu ketika bulan syawal, tidak hanya bulan syawal saja, zakat juga bisa dilakukan ketika kita sedang banyak rezeki.

3.5         Haji, Siapa sih yang tidak ingin berangkat haji? Sebagai seorang muslim dan muslimah tentu ingin sekali berangkat haji dan berziarah dimakamnya Rasulullah SAW. Naik haji hukumnya wajib bagi yang mampu.

3.6         Beriman dengan Allah SWT dan menyembah-Nya dengan melaksanakan sholat fardhu lima waktu dan beramal sholih sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya Muhammad SAW. Tidak akan terjalin hubungan yang baik dengan Allah SWT, apabila kita tidak mau beriman dengan Allah SWT, tidak mau beramal sholih sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya, dan juga tidak mau melaksanakan sholat fardhu lima waktu.
3.7         Tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun juga syirik.
Menyekutukan Allah (syirik) adalah perbuatan dosa yang amat  besar dan sangat dimurkai Allah. Menyembah selain Allah, mengakui adanya tuhan yang lain selain Allah, maka itu adalah syirik, sedangkan orang yang melakukan perbuatan syirik disebut musyrik.

3.8         Tidak mengatakan hal yang bathil (salah) tentang Allah.
Mengatakan hal yang bathil tentang Allah contohnya ialah perkataan orang-orang nasrani (kristen) bahwa Allah mempunyai anak, orang Yahudi mengatakan bahwa Allah faqir (Sangat miskin), sub-haanallaah, bahkan sebenarnya kepunyaan Allah SWT  yaitu seluruh langit dan bumi beserta seluruh isinya, bahkan nyawa dan kehidupan manusia ini pun adalah milik Allah SWT.

3.9         Tidak berprasangka buruk kepada Allah. Yakinilah olehmu bahwa Allah Maha Baik, Allah Maha Adil, Allah Maha Pengasih, Allah Maha Penyayang, Allah Maha Bijaksana, Allah Maha Dekat, Maha Mengabulkan Doa, Maha Memberi Rezeki. Sub-haanallaah, Allah tidak akan pernah menzolimi (menganiaya) makhluknya.

3.10     Mengenali Allah  dengan pengenalan yang benar. Ma'rifatullaah agar tumbuh rasa cinta kepada Allah ialah Mahabbatullaah.Untuk mengenal Allah dengan benar jalannya adalah dengan rajin membaca, mempelajari dan memahami Al-Qur’an kitab allah, dan jangan sekali-kali mengenali Allah dengan cara membabi-buta mengikuti faham orang-orang yang sesat dan mengatakan hal-hal yang tidak benar tentang Allah, serta bertentangan dengan Al-Qur’an kitab allah. Anjuran : hafalkan olehmu asmaa-ul husnaa dan fahami maknanya, setelah itu berdzikirlah dengan as maa-ul husna itu dengan penuh penghayatan dan rasa cinta serta rindu kepada allah, insya Allah, akan bermanfaat bagimu di dunia dan akhirat.
3.11     Meyakini dan merasakan bahwa Allah sangatlah dekat dengan kita dan sangat menyayangi kita.

3.12      Bersyukur atas seluruh nikmat Allah SWT dan bersabar atas cobaan Allah SWT  atas diri kita. Bukti bahwa kita bersyukur dan bersabar atas ketentuan Allah SWT atas diri kita ialah kesungguhan dan kecintaan kita untuk selalu dapat melaksanakan sholat fardhu lima waktu hingga akhir hayat kita, baik dalam keaadaan susah maupun senang, baik dalam keadaan lapang maupun sempit, baik dalam keadaan sehat maupun sakit.

3.13     Yakin dan Tawakkal kepada Allah yang maha baik, serta bergantung dan berharap sepenuhnya hanya kepada Allah. Hasbunallaah wani'mal wakiil, ni'mal maulaa wani'man nashiir (Cukuplah Allah bagi kami, Allah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong).

3.14     Berakhlak mulia. Tidak akan terjalin hubungan yang baik dengan Allah dan sesama manusia bila kita berakhlak buruk.

3.15     Meninggalkan semua perbuatan dosa dan maksiat, dan juga meninggalkan hal-hal yang dapat menjauhkan kita dari keridhoan Allah dan melalaikan kita dari dzikrullaah (mengingat dan menyebut Allah dalam rangka taat kepada Allah).

3.16     Hilangkan sifat sombong, tomak (rakus).Hasad (iri hati) dan sifat-sifat tercela lainnya. Iblis dilaknat oleh Allah karena sombong, Nabi Adam dikeluarkan dari syurga karena rakus, Qobil membunuh saudaranya Habil karena iri hati (hasad). Sifat-sifat yang buruk akan menghantarkan kita kepada perbuatan-perbuatan dosa yang dimurkai oleh Allah SWT.

3.17     Selalu bertobat dan memohon ampunan Allah SWT (istighfar).
Orang yang berdosa bertobat agar dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT, menerima amal ibadahnya dan meridhoinya.

3.18     Mendawamkan wudhu dan membiasakan diri kita untuk selalu dalam keadaan suci dari hadas kecil dan besar. "Sungguh allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan diri".

3.19     Memperbanyak dzikrullah, bahkan selaludzikrullah dalam setiap keadaan, baik dalam keadaaan duduk, berdiri maupun berbaring.

3.20     Selalu bermunajat, berdo'a, dan memohon pertolongan kepada Allah dalam setiap urusan kita.

3.21     Bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ibadah yang wajib dan bersungguh-sungguh pula di dalam melaksanakan ibadah yang sunnah untuktaqorrub ilallaah (Mendekatkan diri pada ALLAH).

3.22     Setelah menjaga sholat fardhu lima waktu, jagalah pula sholat-sholat sunnah, seperti sholat tahajjud, witir, duha, tasbih,hajat dan lain-lain.

3.23     Mengikuti dan mencintai rosuulullah muhammad saw sebagai bukti kecintaan kita kepada allah, dengan cara melaksanakan sunnah-sunnah Rosulullah SAW dalam kehidupan kita sehari-hari. Semakin banyak Sunnah Rosulullah SAW yang kita laksanakan maka semakin baik pula keimanan dan kecintaan kita kepada Allah SWT

3.24     Selalu berniat ikhlas karena Allah dalam setiap amal ibadah kita.


3.25     Mengakui kelemahan, kebodohan dan kekurangan diri kita di dalam melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan Allah.

3.26     Merasa takut dan malu kepada allah yang maha baik.

3.27     Berdo'alah kepada Allah. Semoga Allah melimpahkan semua kebaikannya kepada kita,di mana dengan kebaikan-Nya itu kita dibimbing untuk melakukan hal-hal yang terbaik dan diridhoi oleh Allah SWT. Hanya kepada Allah kita menyembah dan menghambakan diri, hanya kepada Allah kita memohon pertolongan.

4.         Jalan memperkuatkan hubungan dengan Allah
Tidak terdapat jalan lain untuk menimbulkan hubungan dengan Allah SWT melainkan satu sahaja. Seseorang insan hendaklah beriman dengan Allah SWT yang Esa sebagai Rab dan Ilah bagi dirinya dan untuk sekelian makhluk di langit dan di bumi serta mengimani sifat-sifat Uluhiyyah-Nya. Tuntutan dan kelayakannya tidak boleh diberi kepada selain daripada Allah. Hendaklah saudara membersihkan hati daripada segala kekaratan syirik. Apabila manusia dapat menyempurnakan semuanya ini mengikut cara yang dituntut, akan terikatlah jalinan hubungan antaranya dengan Allah SWT. Adapun untuk mempererat dan menyuburkan hubungan ini tertakluk kepada dua jalan, yaitu:
jalan kefahaman dan berfikir dan jalan bekerja.
Kaidah menyuburkan hubungan dengan Allah SWT melalui jalan kefahaman dan tadabbur ialah dengan cara manusia mempelajari Al-Quran dan Hadith Nabi Muhammad SAW yang sahih dan sedaya upaya mengamatinya berulang-ulang kali dan seterusnya coba memahaminya agar benar-benar faham. Langkah seterusnya ialah dengan mencoba sedaya upaya untuk mengamalkannya di dalam kehidupan. Apakah sudah terjalin hubungan diantara manusia dengan Allah SWT dalam kenyataan hidup sehingga setelah manusia ketahui sudut-sudut ini, manusia akan coba membentangkan dan membandingkan dengan hal keadaan manusia. Maka bertambah eratlah hubungan manusia dengan Allah SWT. Maka untuk itu hendaklah manusia memperhatikan segenap sudut. Sekadar mana dapat diperkuatkan perasaan ini di dalam diri manusia maka sekadar itulah hubungan manusia dengan Allah SWT.

Dalam konteks pertalian dengan Allah SWT, manusia adalah hamba Allah SWT. manusia dijadikan sebagai khalifah-Nya di bumi. Kemudian, daripada Allah SWT dipindahkan nikmat-nikmat dan pemberian-Nya yang tidak terkira kepada manusia. Bertolak daripada sini, setelah manusia beriman maka Allah SWT telah membeli jiwa dan harta manusia dengan surga. Lalu daripada semua itu, manusia bertanggungjawab dihadapan-Nya. Allah SWT tidak menghisab amal-amal itu daripada segi zahir pekerjaan saudara sahaja, tetapi juga dicatat bersama-sama dengan perbuatan zahir itu gerak-geri, diam, niat, dan kehendak manusia. Inilah antara banyak contoh-contoh pertalian yang telah sedia ada di antara manusia dengan Allah SWT.
Berdasarkan kepada kefahaman ini, menjiwainya dan melaksanakan tuntutannya akan menentukan derajat hubungan dantaqarrub saudara dengan-Nya. Sejauhmana manusia melalaikan-Nya dan tidak memikirkan untuk menunaikan tuntutan-tuntutannya maka sekadar itulah manusia telah menjauhi Allah dan merenggangi hubungan denganNya. Semakin kuat saudara berjaga-jaga, berusaha untuk memelihara dan mengambil berat terhadap urusanNya, maka semakin teguh dan mendalamlah hubungan saudara dengan Allah SWT. Namun, jalan berfikir ini tidak akan mendatangkan buahnya bahkan tidak mungkin kekal dalam jangka masa yang panjang sekiranya manusia tidak sandarkan kepada jalan amal yaitu ketaatan yang ikhlas terhadap hukum Ilahi serta membelanjakan jiwa dan harta kepada sebarang jalan yang boleh membawa mardhatillah.
Makna ketaatan kepada hukum Ilahi ialah melakukan segala apa yang diperintahkan oleh Allah SWT, dengan penuh kerelaan jiwa di waktu senang dan susah, sunyi dan terang tanpa menghiraukan keuntungan dunia, malah hanya menghitung keridhoan Allah SWT semata-mata. Ketaatan kepada hukum-hukum Ilahi juga bererti meninggalkan sesuatu yang dibenci oleh Allah SWT di waktu sunyi dan terang dengan penuh rasa kebencian terhadap larangan itu. Jangan manusia jadikan desakan duniawi sebagai motif untuk meninggalkan larangan Allah SWT. Manusia tinggalkan setiap larangan itu adalah semata-mata karena Allah SWT. Inilah jalan yang mempertingkatkan derajat ketaqwaan manusia kepada Allah.
Dalam hal yang akan meningkatkan saudara ke derajat ihsan selepas darjat taqwa ialah dengan cara manusia berusaha mempertingkatkan setiap amal-amal keutamaan (fadhilat-fadhilat) yang dicintai oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Menjauhi perkara yang tercela lagi dibenci oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Janganlah manusia memandang ringan dan remeh di dalam hal membelanjakan apa yang dimiliki oleh manusia seperti jiwa, harta, masa, usaha, kekuatan fikiran, dan kekuatan hati. Di samping itu, senantiasalah di dalam keadaan beringat, penuh keinsafan supaya tidak tumbuh  di dalam hati saudara rasa sombong serta ujub dengan amal dan pengorbanan yang telah saudara lakukan sehingga melupai diri sendiri lalu terlintas di dalam hati perasaan seolah-olah manusia telah berbakti dan berbudi kepada orang. Sebaliknya mestilah manusia rasai bahwa manusia terlalu sedikit dan terlalu kurang di dalam melaksanakan semua yang diwajibkan Allah SWT.


BAB III
KESIMPULAN

Harta dan Tahta hanyalah titipan dari Allah SWT. Banyak manusia setelah mereka kaya atau mempunyai jabatan yang tinggi dia lupa kepada sang penciptanya, Allah SWT. Padahal semua itu hanyalah titipan yang diberikan Allah SWT. Kita harus banyak – banyak bersyukur atas pemberian Allah swt, dengan cara meningkatkan ibadah kita seperti sholat, puasa, zakat, haji, dan lain – lain.


BAB
PENUTUP


Alhamdulillah, akhirnya penulisan makalah ” HABLUM MINALLAH ini sudah selesai. Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak yang telah membantu khususnya bapak Septia Lutfi, M.Kom. Kami juga meminta maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan laporan. Kritik, saran dan masukan sangat diharapkan untuk  ke depan supaya lebih baik. Demikian makalah ini saya buat, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terimakasih.
Wassalamualaikum wr.wb

DAFTAR PUSTAKA

http://ziyad-id.blogspot.co.id/2013/10/hablum-minallah-wa-hablum-minannas.html

Senin, 12 Oktober 2015

Makalah Hablum minannas dan Perilaku Terpuji

MAKALAH
HABLUM MINANNAS DAN PERILAKU TERPUJI


Disusun Oleh :

NAMA       : MUHAMMAD ROZIKIN
NIM           : 2115R1075
JURUSAN : TEKNIK INFORMATIKA



STMIK HIMSYA SEMARANG
TAHUN AJARAN 2015



KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya , saya mampu  menyelesaikan tugas  makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari orang-orang di sekitar kami, khususnya dari bapak Septia Lutfi. M.Kom sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi.
Makalah yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,  kepada  dosen  pembimbing  kami mengharapkan kritik dan sarannya  demi  perbaikan  pembuatan makalah di masa yang akan datang.

Wassalamualaikum wr.wb


Semarang, 25 September 2015
Penulis
Muhammad Rozikin



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR  .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI  ........................................................................................................ iii
BAB I      PENDAHULUAN  ................................................................................ 1
1.1     Latar Belakang..........................................................................        1
1.2     Rumusan Masalah  .......................................................................... 1
1.3     Tujuan Masalah  .............................................................................. 1
BAB II    PEMBAHASAN MASALAH  ............................................................. 2
2.1.   Pengertian Hablum minannas  ......................................................... 2
2.2.   Penerapan Hablum minannas .......................................................... 2
2.3.   Makna Silaturahim  ......................................................................... 3
2.4.   Manfaat Silaturahim  ....................................................................... 3
2.5.   Pengertian Akhlaqul Kharimah................................................. ....... 4
2.6.   Penerapan Akhlaqul Kharimah ........................................................ 5
BAB III   KESIMPULAN  .................................................................................... 9
BAB  V   PENUTUP ............................................................................................ 10           
DAFTAR PUSTAKA  ......................................................................................... 11


BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Hidup bermasyarakat adalah hal yang tak bisa dihindarkan sebagaimana sudah kita ketahui bahwa seorang muslim tidak mungkin hidup sendiri dan menjauh dari jamaah. Bahkan dalam shalat pun, Allah menyuruh kita untuk melaksanakannya secara berjamaah bukan sendiri-sendiri. Disitulah Allah SWT memrintahkan kita untuk menjaga tali silaturahim.

1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dijelaskan, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian Hablum minannas ?
2.      Bagaimana Penerapan Hablum minannas dalam kehidupan sehari – hari ?
3.      Apa makna silaturahim ?
4.      Apa Manfaat Silaturahim ?
5.      Apa pengertian Ahklaqul Kharimah ?
6.      Bagaimana Penerapan ahklaqul Kharimah ?

1.3  Tujuan Masalah
1.      Mengetahui pengertian hablum minannas.
2.      Bisa mengerti bagaimana penerapannya hablum minannas dalam kehidupan sehari – hari.
3.      Mengetahui makna silaturahim
4.      Mengetahui manfaat silaturahim
5.      Mengetahui pengertian Ahklaqul Kharimah.
6.      Bisa memahami penerapan sifat Ahklaqul Kharimah.
BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Pengertian habluminannas
Hablum minannas adalah hubungan baik sesama manusia. Adanya hubungan ini adalah konsekuensi tak terhindarkan dari interaksi dengan sesama manusia karena kita membutuhkan bantuannya. Seorang muslim tidaklah cukup membangun hubungan baik dengan Allah tetapi harus pula membangun hubungan baik dengan sesama manusia.

2.2  Penerapan Habum minannas
Hablumminannas ialah amalan-amalan lahir kita yang termasuk dalam bidang-bidang muamalat (kerja-kerja yang ada hubungannya dengan masyarakat), munakahat (persoalan kekeluargaan) dan jinayah serta tarbiyah Islamiyah, soal-soal siasah, fisabilillah, jihad dan persoalan alam beserta isinya.
Hubungan sesama manusia dalam Islam adalah hubungan sebagai saudara sebagaimana firman Allah surat al Hujurot ayat 10
"orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat."
Dari ayat menjelaskan bahwa kita sebagai manusia harus menjaga tali shilaturahmi sesama manusia Allah memberikan resep-resep agar hubungan dengan sesama manusia dapat terjalin dengan harmonis. Tujuh resep tersebut terdapat dalam Al-Qur'an surat Al-Hujarat ayat 6 – 12 :

a.       budayakan tabayun. Tabayun adalah mengecek kebenaran suatu berita yang sampai ke telinga kita
b.      budaya ishlah. Ishlah adalah meluruskan yang tidak lurus, mendamaikan yang tidak damai, merukunkan yang tidak rukun, termasuk meluruskan informasi yang salah.
c.       hindarkan taskhirriyah, meremehkan atau memperolo-olokan orang lain.
d.      jangan menghina orang lain,
e.       menjauhkan sikap su-udhon atau buruk sangka.
f.       jangan suka mencari kesalahan orang lain.
g.       jangan suka menggunjing orang lain atau ghibah.

2.3  Makna silaturrahim
Silaturrahmi tersusun dari dua kosa kata Arab; shilah yang berarti menyambung danrahim yang berarti rahim wanita, dan dipakai bahasa kiasan untuk makna hubungan kerabat. Jadi silaturrahim bermakna: menyambung hubungan dengan kerabat. Dari keterangan ini, bisa disimpulkan bahwa secara bahasa Arab dan istilah syar’i, penggunaan kata silaturrahim untuk makna sembarang pertemuan atau kunjungan dengan orang-orang yang tidak memiliki hubungan kerabat, sebenarnya kurang pas. 
2.4  Manfaat  bersilaturrahim
Kini dapat kita mengerti, betapa pentingnya silaturahmi dalam Islam. Maka melihat pentingnya silaturahmi tersebut, berikut merupakan 10 manfaat Silaturahmi menurut Abu Laits Samarqandi, yaitu:
a.       Mendapatkan ridho dari Allah Shubhanallaahu wa Ta'la.
b.      Membuat orang yang kita dikunjungi berbahagia. Hal ini amat sesuai dengan sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, yaitu "Amal yang paling utama adalah membuat seseorang berbahagia."
c.       Menyenangkan malaikat, karena malaikat juga sangat senang bersilaturahmi.
d.      Disenangi oleh manusia.
e.       Membuat iblis dan setan marah.
f.       Memanjangkan usia.
g.      Menambah banyak dan berkah rejekinya.
h.      Membuat senang orang yang telah wafat. Sebenarnya mereka itu tahu keadaan kita yang masih hidup, namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka merasa bahagia jika keluarga yang ditinggalkannya tetap menjalin hubungan baik.
i.        Memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan, mempererat dan memperkuat tali persaudaraan dan persahabatan.
j.        Menambah pahala setelah kematiannya, karena kebaikannya (dalam hal ini, suka bersilaturahmi) akan selalu dikenang sehingga membuat orang lain selalu mendoakannya.
Berikut ada beberapa Firman Allah SWT dan Hadits Nabi yang meneramgkan bersilaturahim :
Allah ta’ala memerintahkan berbuat baik pada kaum kerabat,
“وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئاً وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالاً فَخُوراً”.
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Serta berbuat baiklah kepada kedua orangtua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman, musafir dan hamba sahaya yang kalian miliki. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri”.(  QS. An-Nisa’: 36. )

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam menerangkan bahwa silaturrahim merupakan pertanda keimanan seorang hamba kepada Allah dan hari akhir,
“مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ؛ فَلْيَصِلْ رَحِمَه”
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir; hendaklah ia bersilaturrahim”.( HR. Bukhari dari Abu Hurairah. )

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam  juga menjanjikan bahwa di antara buah dari silaturrahim adalah keluasan rizki dan umur yang panjang,
“مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ؛ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ”.
“Barang siapa menginginkan untuk diluaskan rizkinya serta diundur ajalnya; hendaklah ia bersilaturrahim”.( HR. Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik. )

2.5  Pengerttian Akhlaqul Kharimah
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskwaih, Al Ghazali dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah tingkah laku yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu

2.6  Penerapan Aklaqul Kharimah dalam kehidupan
Akhlaq mulia merupakan cita-cita yang diharapkan terwujud di setiap pribadi manusia yang akan senantiasa dinantikan sebagai penghias karakter seluruh generasi di segenap masa. Berikut akan dijelaskan beberapa penerapan akhlaq mulia :
a.         Akhlaq kepada Khalik (Pencipta)
Salah satu perilaku atau tindakan yang mendasari akhlak kepada Pencipta adalah Taubat. Selain itu, kita juga harus beriman kepada Allah semata, menyembah, beribadah, dan berdoa hanya kepada Allah, mencintai, bersyukur, berdzikir, tawakal, dan takwa kepada Allah, dan sebagainya.
b.        Akhlaq kepada Sesama
Akhlaq terhadap sesama dibedakan menjadi dua macam :
Ø  Akhlaq kepada sesama muslim
Penerapan akhlaq kepada sesama muslim misalnya ketika kita ingin di hargai oleh orang lain, maka kewajiban kita juga harus menghargai orang lain, menghormati orang yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, menyantuni yang fakir, menjaga lisan dalam perkataan agar tidak membuat orang lain disekitar kita merasa tersinggung, dan sebagainya.
Ø    Akhlaq kepada sesama  nonmuslim
Akhlaq antara sesama nonmuslim diajarkan dalam agama karena mereka (nonmuslim) juga merupakan makhluk. Berbicara masalah keyakinan adalah persoalan nurani yang mempunyai asasi kemerdekaan yang tidak bisa dicampuradukkan hak asasi kita dengan hak merdeka orang lain, apalagi masalah keyakinan, yang terpenting adalah kita lebih jauh memaknai kehidupan sosial karena dalam kehidupan ada namanya etika sosial. Masalah etika sosial tidak terlepas dari karakter kita dalam pergaulan hidup. Contohnya bagaimana kita menghargai apa yang menjadi keyakinan mereka, menghargai ketika mereka melakukan upacara keagamaan, walaupun mereka hidup dalam minoritas, memberi bantuan bila mereka terkena musibah, dan sebagainya.
c.          Akhlaq kepada Diri Sendiri
Untuk mempertahankan kehormatan, harga diri, dan meningkatkan harkat dan martabat dalam hidup ini, kita memerlukan akhlaq terhadap diri sendiri, antara lain:
Ø  Menjaga kehormatan dan harga diri, membersihkan diri lahir dan batin.
Ø   Memiliki dan memupuk sifat-sifat terpuji.
Ø  Taat menjalankan ajaran agama.
Ø  Menjaga lisan, mata, telinga, dan tangan dari perbuatan tercela.
Ø  Mencari rezeki yang halal.
Ø  Selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah, beramal shaleh, meningkatkan iman dan takwa.
d.        Akhlaq kepada Keluarga
Berikut akan diberikan beberapa contoh penerapan akhlaq mulia kepada keluarga :
Ø  Kepada orangtua : berbakti, menghormati, menyayangi dan mendoakan keduanya, tidak berkata kasar, tidak menyakiti hati dan fisik mereka, apabila mereka sudah sepuh, keduanya disantuni dan diberi nafkah.
Ø  Kepada istri atau suami : menjaga kedamaian, ketenangan, saling menghormati, saling menyayangi, bersikap jujur dan terbuka, tidak selingkuh dan saling curiga, dan sebagainya.
Ø  Kepada tetangga dan masyarakat : saling membantu, tenggang rasa, gortong royong, saling menghormati, saling meminta dan memberi, dan sebagainya.
Ø  Hormat dan memuliakan guru dan dosen, dan sebagainya.
e.         Akhlaq kepada Lingkungan (Alam Semesta)
Hendaknya setiap manusia melakukan hal-hal berikut:
Ø  Memperhatikan dan merenungkan penciptaan alam semesta serta bersyukur kepada Allah.
Ø  Memanfaatkan alam semesta dengan sebesar-besarnya bagi kemakmuran hidup manusia.
Ø  Menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan flora dan fauna serta alam semesta ini untuk kepentingan manusia.
Ø  Tidak berlaku dzalim, aniaya, atau mengeksploitasi secara semena-mena, seperti penebangan hutan secara liar, penggalian tambang tanpa mempedulikan lingkungan, membuat polusi, dan sebagainya.

BAB
KESIMPULAN

Dari semua uraian diatas intinya kita sebagai manusia harus saling berinteraksi kepada manusia. Kita tidak bisa hidup sendiri tanpa didampingi oleh manusia lainnya. Selain itu saat kita berinteraksi kita harus memiliki sifat terpuji ( Akhlaqul Kharimah ) guna mempereratkan hubungan kita. Tirulah akhlaq Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari – harinya Beliau. Beliau selalu bersikap baik kepada semua orang bahkan kepada orang non  muslim sekalipun.
BAB
PENUTUP

Alhamdulillah, akhirnya penulisan makalah ” HABLUM MINANNAS DAN PERILAKU TERPUJI “  ini sudah selesai. Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak yang telah membantu khususnya bapak Septia Lutfi, M.Kom. Kami juga meminta maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan laporan. Kritik, saran dan masukan sangat diharapkan untuk  ke depan supaya lebih baik. Demikian makalah ini saya buat, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terimakasih.
Wassalamualaikum wr.wb







Semarang, 25 September 2015


DAFTAR PUSTAKA