Senin, 12 Oktober 2015

Makalah Hablum minannas dan Perilaku Terpuji

MAKALAH
HABLUM MINANNAS DAN PERILAKU TERPUJI


Disusun Oleh :

NAMA       : MUHAMMAD ROZIKIN
NIM           : 2115R1075
JURUSAN : TEKNIK INFORMATIKA



STMIK HIMSYA SEMARANG
TAHUN AJARAN 2015



KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya , saya mampu  menyelesaikan tugas  makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari orang-orang di sekitar kami, khususnya dari bapak Septia Lutfi. M.Kom sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi.
Makalah yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,  kepada  dosen  pembimbing  kami mengharapkan kritik dan sarannya  demi  perbaikan  pembuatan makalah di masa yang akan datang.

Wassalamualaikum wr.wb


Semarang, 25 September 2015
Penulis
Muhammad Rozikin



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR  .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI  ........................................................................................................ iii
BAB I      PENDAHULUAN  ................................................................................ 1
1.1     Latar Belakang..........................................................................        1
1.2     Rumusan Masalah  .......................................................................... 1
1.3     Tujuan Masalah  .............................................................................. 1
BAB II    PEMBAHASAN MASALAH  ............................................................. 2
2.1.   Pengertian Hablum minannas  ......................................................... 2
2.2.   Penerapan Hablum minannas .......................................................... 2
2.3.   Makna Silaturahim  ......................................................................... 3
2.4.   Manfaat Silaturahim  ....................................................................... 3
2.5.   Pengertian Akhlaqul Kharimah................................................. ....... 4
2.6.   Penerapan Akhlaqul Kharimah ........................................................ 5
BAB III   KESIMPULAN  .................................................................................... 9
BAB  V   PENUTUP ............................................................................................ 10           
DAFTAR PUSTAKA  ......................................................................................... 11


BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Hidup bermasyarakat adalah hal yang tak bisa dihindarkan sebagaimana sudah kita ketahui bahwa seorang muslim tidak mungkin hidup sendiri dan menjauh dari jamaah. Bahkan dalam shalat pun, Allah menyuruh kita untuk melaksanakannya secara berjamaah bukan sendiri-sendiri. Disitulah Allah SWT memrintahkan kita untuk menjaga tali silaturahim.

1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dijelaskan, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian Hablum minannas ?
2.      Bagaimana Penerapan Hablum minannas dalam kehidupan sehari – hari ?
3.      Apa makna silaturahim ?
4.      Apa Manfaat Silaturahim ?
5.      Apa pengertian Ahklaqul Kharimah ?
6.      Bagaimana Penerapan ahklaqul Kharimah ?

1.3  Tujuan Masalah
1.      Mengetahui pengertian hablum minannas.
2.      Bisa mengerti bagaimana penerapannya hablum minannas dalam kehidupan sehari – hari.
3.      Mengetahui makna silaturahim
4.      Mengetahui manfaat silaturahim
5.      Mengetahui pengertian Ahklaqul Kharimah.
6.      Bisa memahami penerapan sifat Ahklaqul Kharimah.
BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Pengertian habluminannas
Hablum minannas adalah hubungan baik sesama manusia. Adanya hubungan ini adalah konsekuensi tak terhindarkan dari interaksi dengan sesama manusia karena kita membutuhkan bantuannya. Seorang muslim tidaklah cukup membangun hubungan baik dengan Allah tetapi harus pula membangun hubungan baik dengan sesama manusia.

2.2  Penerapan Habum minannas
Hablumminannas ialah amalan-amalan lahir kita yang termasuk dalam bidang-bidang muamalat (kerja-kerja yang ada hubungannya dengan masyarakat), munakahat (persoalan kekeluargaan) dan jinayah serta tarbiyah Islamiyah, soal-soal siasah, fisabilillah, jihad dan persoalan alam beserta isinya.
Hubungan sesama manusia dalam Islam adalah hubungan sebagai saudara sebagaimana firman Allah surat al Hujurot ayat 10
"orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat."
Dari ayat menjelaskan bahwa kita sebagai manusia harus menjaga tali shilaturahmi sesama manusia Allah memberikan resep-resep agar hubungan dengan sesama manusia dapat terjalin dengan harmonis. Tujuh resep tersebut terdapat dalam Al-Qur'an surat Al-Hujarat ayat 6 – 12 :

a.       budayakan tabayun. Tabayun adalah mengecek kebenaran suatu berita yang sampai ke telinga kita
b.      budaya ishlah. Ishlah adalah meluruskan yang tidak lurus, mendamaikan yang tidak damai, merukunkan yang tidak rukun, termasuk meluruskan informasi yang salah.
c.       hindarkan taskhirriyah, meremehkan atau memperolo-olokan orang lain.
d.      jangan menghina orang lain,
e.       menjauhkan sikap su-udhon atau buruk sangka.
f.       jangan suka mencari kesalahan orang lain.
g.       jangan suka menggunjing orang lain atau ghibah.

2.3  Makna silaturrahim
Silaturrahmi tersusun dari dua kosa kata Arab; shilah yang berarti menyambung danrahim yang berarti rahim wanita, dan dipakai bahasa kiasan untuk makna hubungan kerabat. Jadi silaturrahim bermakna: menyambung hubungan dengan kerabat. Dari keterangan ini, bisa disimpulkan bahwa secara bahasa Arab dan istilah syar’i, penggunaan kata silaturrahim untuk makna sembarang pertemuan atau kunjungan dengan orang-orang yang tidak memiliki hubungan kerabat, sebenarnya kurang pas. 
2.4  Manfaat  bersilaturrahim
Kini dapat kita mengerti, betapa pentingnya silaturahmi dalam Islam. Maka melihat pentingnya silaturahmi tersebut, berikut merupakan 10 manfaat Silaturahmi menurut Abu Laits Samarqandi, yaitu:
a.       Mendapatkan ridho dari Allah Shubhanallaahu wa Ta'la.
b.      Membuat orang yang kita dikunjungi berbahagia. Hal ini amat sesuai dengan sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, yaitu "Amal yang paling utama adalah membuat seseorang berbahagia."
c.       Menyenangkan malaikat, karena malaikat juga sangat senang bersilaturahmi.
d.      Disenangi oleh manusia.
e.       Membuat iblis dan setan marah.
f.       Memanjangkan usia.
g.      Menambah banyak dan berkah rejekinya.
h.      Membuat senang orang yang telah wafat. Sebenarnya mereka itu tahu keadaan kita yang masih hidup, namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka merasa bahagia jika keluarga yang ditinggalkannya tetap menjalin hubungan baik.
i.        Memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan, mempererat dan memperkuat tali persaudaraan dan persahabatan.
j.        Menambah pahala setelah kematiannya, karena kebaikannya (dalam hal ini, suka bersilaturahmi) akan selalu dikenang sehingga membuat orang lain selalu mendoakannya.
Berikut ada beberapa Firman Allah SWT dan Hadits Nabi yang meneramgkan bersilaturahim :
Allah ta’ala memerintahkan berbuat baik pada kaum kerabat,
“وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئاً وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالاً فَخُوراً”.
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Serta berbuat baiklah kepada kedua orangtua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman, musafir dan hamba sahaya yang kalian miliki. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri”.(  QS. An-Nisa’: 36. )

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam menerangkan bahwa silaturrahim merupakan pertanda keimanan seorang hamba kepada Allah dan hari akhir,
“مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ؛ فَلْيَصِلْ رَحِمَه”
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir; hendaklah ia bersilaturrahim”.( HR. Bukhari dari Abu Hurairah. )

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam  juga menjanjikan bahwa di antara buah dari silaturrahim adalah keluasan rizki dan umur yang panjang,
“مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ؛ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ”.
“Barang siapa menginginkan untuk diluaskan rizkinya serta diundur ajalnya; hendaklah ia bersilaturrahim”.( HR. Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik. )

2.5  Pengerttian Akhlaqul Kharimah
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskwaih, Al Ghazali dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah tingkah laku yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu

2.6  Penerapan Aklaqul Kharimah dalam kehidupan
Akhlaq mulia merupakan cita-cita yang diharapkan terwujud di setiap pribadi manusia yang akan senantiasa dinantikan sebagai penghias karakter seluruh generasi di segenap masa. Berikut akan dijelaskan beberapa penerapan akhlaq mulia :
a.         Akhlaq kepada Khalik (Pencipta)
Salah satu perilaku atau tindakan yang mendasari akhlak kepada Pencipta adalah Taubat. Selain itu, kita juga harus beriman kepada Allah semata, menyembah, beribadah, dan berdoa hanya kepada Allah, mencintai, bersyukur, berdzikir, tawakal, dan takwa kepada Allah, dan sebagainya.
b.        Akhlaq kepada Sesama
Akhlaq terhadap sesama dibedakan menjadi dua macam :
Ø  Akhlaq kepada sesama muslim
Penerapan akhlaq kepada sesama muslim misalnya ketika kita ingin di hargai oleh orang lain, maka kewajiban kita juga harus menghargai orang lain, menghormati orang yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, menyantuni yang fakir, menjaga lisan dalam perkataan agar tidak membuat orang lain disekitar kita merasa tersinggung, dan sebagainya.
Ø    Akhlaq kepada sesama  nonmuslim
Akhlaq antara sesama nonmuslim diajarkan dalam agama karena mereka (nonmuslim) juga merupakan makhluk. Berbicara masalah keyakinan adalah persoalan nurani yang mempunyai asasi kemerdekaan yang tidak bisa dicampuradukkan hak asasi kita dengan hak merdeka orang lain, apalagi masalah keyakinan, yang terpenting adalah kita lebih jauh memaknai kehidupan sosial karena dalam kehidupan ada namanya etika sosial. Masalah etika sosial tidak terlepas dari karakter kita dalam pergaulan hidup. Contohnya bagaimana kita menghargai apa yang menjadi keyakinan mereka, menghargai ketika mereka melakukan upacara keagamaan, walaupun mereka hidup dalam minoritas, memberi bantuan bila mereka terkena musibah, dan sebagainya.
c.          Akhlaq kepada Diri Sendiri
Untuk mempertahankan kehormatan, harga diri, dan meningkatkan harkat dan martabat dalam hidup ini, kita memerlukan akhlaq terhadap diri sendiri, antara lain:
Ø  Menjaga kehormatan dan harga diri, membersihkan diri lahir dan batin.
Ø   Memiliki dan memupuk sifat-sifat terpuji.
Ø  Taat menjalankan ajaran agama.
Ø  Menjaga lisan, mata, telinga, dan tangan dari perbuatan tercela.
Ø  Mencari rezeki yang halal.
Ø  Selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah, beramal shaleh, meningkatkan iman dan takwa.
d.        Akhlaq kepada Keluarga
Berikut akan diberikan beberapa contoh penerapan akhlaq mulia kepada keluarga :
Ø  Kepada orangtua : berbakti, menghormati, menyayangi dan mendoakan keduanya, tidak berkata kasar, tidak menyakiti hati dan fisik mereka, apabila mereka sudah sepuh, keduanya disantuni dan diberi nafkah.
Ø  Kepada istri atau suami : menjaga kedamaian, ketenangan, saling menghormati, saling menyayangi, bersikap jujur dan terbuka, tidak selingkuh dan saling curiga, dan sebagainya.
Ø  Kepada tetangga dan masyarakat : saling membantu, tenggang rasa, gortong royong, saling menghormati, saling meminta dan memberi, dan sebagainya.
Ø  Hormat dan memuliakan guru dan dosen, dan sebagainya.
e.         Akhlaq kepada Lingkungan (Alam Semesta)
Hendaknya setiap manusia melakukan hal-hal berikut:
Ø  Memperhatikan dan merenungkan penciptaan alam semesta serta bersyukur kepada Allah.
Ø  Memanfaatkan alam semesta dengan sebesar-besarnya bagi kemakmuran hidup manusia.
Ø  Menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan flora dan fauna serta alam semesta ini untuk kepentingan manusia.
Ø  Tidak berlaku dzalim, aniaya, atau mengeksploitasi secara semena-mena, seperti penebangan hutan secara liar, penggalian tambang tanpa mempedulikan lingkungan, membuat polusi, dan sebagainya.

BAB
KESIMPULAN

Dari semua uraian diatas intinya kita sebagai manusia harus saling berinteraksi kepada manusia. Kita tidak bisa hidup sendiri tanpa didampingi oleh manusia lainnya. Selain itu saat kita berinteraksi kita harus memiliki sifat terpuji ( Akhlaqul Kharimah ) guna mempereratkan hubungan kita. Tirulah akhlaq Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari – harinya Beliau. Beliau selalu bersikap baik kepada semua orang bahkan kepada orang non  muslim sekalipun.
BAB
PENUTUP

Alhamdulillah, akhirnya penulisan makalah ” HABLUM MINANNAS DAN PERILAKU TERPUJI “  ini sudah selesai. Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak yang telah membantu khususnya bapak Septia Lutfi, M.Kom. Kami juga meminta maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan laporan. Kritik, saran dan masukan sangat diharapkan untuk  ke depan supaya lebih baik. Demikian makalah ini saya buat, atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terimakasih.
Wassalamualaikum wr.wb







Semarang, 25 September 2015


DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar